Friday, October 19, 2012
Monday, October 1, 2012
Bacaan Al-Quran sehari semalam
من قرأ في يوم وليلة خمسين آية لم يُكتب من الغافلين، ومن قرأ مائة آية كُتب من القانتين، ومن قرأ مائتي آية لم يُحاجهِ القرآن يوم القيامة ، ومن قرأ خمسمائة كُتب له قنطار من الأجر
Barangsiapa yang membaca 50 ayat dalam sehari semalam, maka ia tidak dicatat sebagai seorang yang lalai. Barangsiapa yang membaca 100 ayat, maka ia dicatat sebagai orang yang qaniith (taat). barangsiapa yang membaca 200 ayat maka ia tidak akan dibantah oleh al Qur-aan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang membaca 500 ayat, maka dicatat baginya perbendaharaan harta berupa pahala
(SHAHIIH li ghayrihi; HR. Ibnus Sunniy, lihat silsilah ash-shahiihah no. 642-643 sumber penomoran shahiih wa dhaiif al-adzkaar)
Wirid-wirid membaca ayat al Qur-aan berdasarkan hadits yang shahiih
1. Membaca ayat kursi [1 ayat]
dibaca setiap selesai shalat [total 5x], pagi [1x] dan petang [1x], sebelum tidur malam [1x];
[total 8]
Saturday, September 8, 2012
Fear Of Allah
into the fire of Hell."
of a tree."
an impossibility)".
Paradise without reckoning?"
shed in the fear of Allah, and a drop of blood shed in the path of Allah."
judgement. One of them would be the person who remembered Allah when all alone by himself,
and tears flowed from his eyes with awe of Allah and in repentance for his sins.
make the appearance of a weeping person."
touched by these tears."
future."
Monday, August 20, 2012
Bilal ibn Rabah
Prophet Muhammad (pbuh) chose Bilal as his muezzin, effectively making him the first official muezzin of the Islamic faith. He was among the slaves freed by Muhammad and was known for his beautiful voice with which he called people to their prayers. His name can also be spelled as, "Bilal ibn Riyah" or "ibn Rabah" and he is sometimes known as "Bilal al-Habashi" or "Bilal the Ethiopian". He died sometime between 638 to 642, dying when he was just over sixty years old.
Bilal Ibn Rabah, was an emancipated slave of key importance in Islam. He is said to have been one of the most trusted and loyal companions of Muhammad and was one of Ali's earliest and most loyal followers. His respected stature during the birth of Islam is often cited by Muslims as evidence of the importance of pluralism and racial equality in the foundations of the religion.
When the Apostle was told of this he said that it was a true vision if God so willed it, and that he should go to Bilal and communicate it to him so that he might call to prayer thus, for he had a more penetrating voice. When Bilal acted as muezzin, Umar I, who later became the second caliph, heard him in his house and came to the Apostle... saying that he had seen precisely the same vision. The Apostle said 'God be praised for that!'
Though slightly different versions of the story exist, all agree that Islam's first muezzin was Bilal.
One version states that one of the slaves of Ummaya, a terrible foe of Islam and Muhammad, was named Bilal. Bilal learnt about Muhammad and his teachings and became Muslim, but kept his belief in secret. However, his master Ummaya came to know that he had opted to be a Muslim. So he started punishing him. He ordered his slaves to make him lay on the hot sand and put heavy stones on his body so that he could not move. He continued to purnish him day and night but despite the punishments this great lover of Islam and Muhammad just preferred to say only one thing (only one God, only one God). Soon news of this slave reached some of Muhammad's companions who told Muhammad of a slave. Muhammad then sent Abu Baker to buy Bilal's freedom from Ummayah (Bilal's slave master). Muhammad later learned of Bilal's unique way of praying and unique voice with which he spoke from the soul and as a result of this Bilal became the first muezzin.
Later on, some people suggested that this honour should be given to someone else, because Bilal could not pronounce the Arabic letter 'sheen' properly and instead used the letter 'seen' (the two sounds had merged in "s" in classical Ge'ez). Muhammad said, "The 'sin' of Bilal is 'shin' in the hearing of God," meaning that God does not see the physical manifestation; he appreciates the purity of heart. Bilal felt deep love for Muhammad, and he is quoted as reciting some lines of poetry in his own language, Ethiopian, in the praise of Muhammad. Hassan bin Thabit al-Ansari has translated it into Arabic:
"When noble traits are described in our country, thou art pointed out as a model among us."
He fought in the Battle of Badr, in the aftermath of which he killed his former master, Umayah ibn Khalaf, in spite of the protestation of Umayah's capturer and long-time friend Abd-al-Rahman ibn Awf. Bilal was also present in all of the major events and battles, including the battles of Uhud and Battle of the Trench.
Bilal's finest hour came in January 630, on an occasion regarded as one of the most hallowed moments in Islamic history. After the Muslim forces had captured Mecca, Muhammad's muezzin ascended to the top of the Ka'ba to call the believers to prayer - the first time the call to prayer was heard within Islam's holiest city.
Thursday, June 28, 2012
Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhyiallahu 'anhu (wafat 13 H)
Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhyiallahu 'anhu (wafat 13 H)
Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu`anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada abangnya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Abu Bakar adalah sahabat Rasulullah – shalallahu`alaihi was salam – yang telah menemani Rasulullah sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk Islam. Abu Bakar memiliki gelaran “ash-Shiddiq” dan “Atiq”.
Ada yang berkata bahwa Abu Bakar digelar “ash-Shiddiq” karena ketika terjadi peristiwa isra` mi`raj, orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung membenarkan.
Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya : “…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)
`Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan : “Abu Bakar-lah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”
Allah juga berfirman : “Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (az-Zumar : 33)
Al-Imam adz-Dzahabi setelah membawakan ayat ini dalam kitabnya al-Kabaa`ir, beliau meriwayatkan bahwa Ja`far Shadiq berkata :”Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang datang dengan membawa kebenaran adalah Rasulullah, sedangkan yang membenarkannya adalah Abu Bakar. Masih adakah keistimewaan yang melebihi keistimewaannya di tengah-tengah para Sahabat?”
Dari Amru bin al-Ash radhiyallahu`anhu, bahwaRasulullah mengutusnya atas pasukan Dzatus Salasil : “Aku lalu mendatangi beliau dan bertanya “Siapa manusia yang paling engkau cintai?” beliau bersabda :”Aisyah” aku berkata : “kalau dari lelaki?” beliau menjawab : “ayahnya (Abu Bakar)” aku berkata : “lalu siapa?” beliau menjawab: “Umar” lalu menyebutkan beberapa orang lelaki.” (HR.Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Sa`id radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah duduk di mimbar, lalu bersabda :”Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia dengan apa yang di sisi-Nya. Maka hamba itu memilih apa yang di sisi-Nya” lalu Abu bakar menangis dan menangis, lalu berkata :”ayah dan ibu kami sebagai tebusanmu” Abu Sa`id berkata : “yang dimaksud hamba tersebut adalah Rasulullah, dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu diantara kami” Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling banyak memberikan perlindungan kepadaku dengan harta dan persahabatannya adalah Abu Bakar. Andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih (dalam riwayat lain ada tambahan : “selain rabb-ku”), niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah persaudaraan dalam Islam. Tidak ada di dalam masjid sebuah pintu kecuali telah ditutup, melainkan hanya pintu Abu Bakar saja (yang masih terbuka).”(HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua. Namun kalian malah berkata `kamu adalah pendusta’. Sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku). Dia telah membantuku dengan jiwa dan hartanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku (dengan meninggalkan) sahabatku?” Rasulullah mengucapkan kalimat itu 2 kali. Sejak itu Abu bakar tidak pernah disakiti (oleh seorangpun dari kaum muslimin).(HR. Bukhari)
Masa Kekhalifahan
Dalam riwayat al-Bukhari diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu`anha, bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah Sunh. Beliau turun dari haiwan tunggangannya itu kemudian masuk ke masjid. Beliau tidak mengajak seorang pun untuk berbicara sampai akhirnya masuk ke dalam rumah Aisyah. Abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah yang ditutupi dengan kain kemudian mengucup keningnya. Abu Bakar pun menangis kemudian berkata : “demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan pada dirimu, berarti engkau memang sudah meninggal.”Kemudian Abu Bakar keluar dan Umar sedang berbicara dihadapan orang-orang. Maka Abu Bakar berkata : “duduklah wahai Umar!” Namun Umar enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata : “Amma bad`du, barang siapa diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Kalau kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati.
Allah telah berfirman :
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)
Ibnu Abbas radhiyallahu`anhuma berkata : “demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacakannya. Maka semua orang menerima ayat Al-Qur`an itu, tak seorangpun diantara mereka yang mendengarnya melainkan melantunkannya.”
Sa`id bin Musayyab rahimahullah berkata : bahwa Umar ketika itu berkata : “Demi Allah, sepertinya aku baru mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku sudah tahu bahwa nabi memang sudah meninggal.”
Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Umar berkata : “maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap mencucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad bin Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah” mereka berkata : “Dari kalangan kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan kalian!” maka Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati mereka. Umar mulai bicara, namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal ini Umar berkata : “Demi Allah, yang kuinginkan sebenarnya hanyalah mengungkapkan hal yang menurutku sangat bagus. Aku khawatir Abu Bakar tidak menyampaikannya” Kemudian Abu Bakar bicara, ternyata dia orang yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : “Kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri.” Habbab bin al-Mundzir menanggapi : “Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin dan dari kalian juga ada pemimpin.” Abu Bakar menjawab : “Tidak, kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum Muhajirin) adalah suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan paling baik nasabnya. Maka baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin al-Jarroh.”Maka Umar menyela : “Bahkan kami akan membai`atmu. Engkau adalmenjadikan Ibrah, orang yang terbaik diantara kami dan paling digambil dari umath.” Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan membai`atnya yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” (Riwayat Bukhari)
Menurut `ulama ahli sejarah,unia dengan apima jasa memerah susu kambing untuk penduduk dang di sisi-Nya” lalu Abu bat menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata : “sekarbagai tebusanmdak akan lagi memerahkan susu kambing kami.”tersebut adalah Rasulullah, da Bakar sehingga dia berkata : “tidak, bahkanra kami” Rasulmenerima jasa memerah susu kambiya orang yang paling banyak membrharap dengan jawatan yang telah aku sandang sekarang ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa silam.eorang kekasihu Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka.
Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk menguruskan urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umrah, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. Beliau memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan terus menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”
Maka Abu Quhafah berdiri dari tempatnya. Abu Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun dari untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil berkata : “wahai ayahku, janganlah anda berdiri!” Lalu Abu Bakar memeluk Abu Quhafah
dan mengucup keningnya. Semestinya Abu Quhafah menangis sebagai luahan rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.
Setelah itu datanglah beberapa tokoh kota Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu Bakar : “Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!” mereka semua menjabat tangan Abu Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : “wahai Atiq (gelaran Abu Bakar), mereka itu adalah orang-orang (yang baik). Oleh karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka!” Abu Bakar berkata : “Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat, tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali hanya dengan pertolongan Allah.” Lalu Abu Bakar berkata : “Apakah ada orang yang akan mengadukan sebuah perbuatan zalim?” Ternyata tidak ada seorangpun yang datang kepada Abu Bakar untuk melaporkan sesuatu kezaliman. Malah semua orang menyanjung pemimpin mereka tersebut.
Wafatnya
Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya' pada tanggal 8 Jamadil awal 13 H. Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, isteri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar menyolatkan jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun terus ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.Friday, April 27, 2012
Akhirnya dapat gak buku talei & kono..
Semalam checked koleksi buku, tik-tik-tik-tik..buku pakcik tu xda. Jenuh geladah sana sini tapi x jumpa. Rasanya macam dah simpan dulu. Hilang kot. Pikir punya pikir, recall memory aku, rasanya mmg sah dah simpan. Nak tak nak, tanya pakcik google jap. 1 sec..2 sec..3 sec.. fuh dapat, tp 5th ed nye, chm lak tu. x best...mmg x best. chm kalo nak baca mmg kureng selera skit. tanya lagi pakcik google pastu. X sampai 1 saat dgn tambah word toren je, terus kuar.. Hehehehehe.. Gelak besar beb. Versi Kindle tp 6th ed. Latest ni! Cayalah! Thank You Allah(Versi Maher zain) pun kuar. Sedut guna utoren. Tup tup tup..dah abis dah. terus nak masuk dlm Pakcik Kindle. Ceh! ada DRM lak. terkena aku. Kesian. Dekat berejam gak (x sampai sejam pun) cari mcm mana nak buang DRM, tiba2 Allah bg ilham. Gi ke lanunbay, cari nama buku tu. Jumpa..:) version kindle tapi dah xda DRM.. Huh..mengeluh kelegaan akhirnya..:)